Anuar Zain Archive
Biarlah tiada pesan dan janji Biar tiada kau di sisi Aku mengerti Seterdaya semampuku Ku coba menunggu Biarlah lompang hatiku ini Mengharap pulang kau yang pergi
Inilah masanya Ku menunggumu di malam pesta Janji-janjimu tersangat indah Bicaramu membuat ku terlena Bisik rayumu oh manisnya Apakah mungkin kau terlupa Jangan mudah terpedaya Jika begitu kata-katamu Fikirkan saja oh kata hatimu Halangan tiba kau terfikirkannya lupakan saja sengketa …
Oh benarkah ini suatu keinginan Dimana kau janji Dimata ku merinduimu Mengimbas kembali Dalam renungan Hanya tinggal wajah yang ayu Dalam memoriku Dengarkan lah sayang seruan Dari jiwaku yang Menanti kehadiranmu
Bintang timur muncul sebentar cuma Pastikan hilang pada dinihari Segelintir yang menyaksinya Hadir cuma sebentar bagaikan suatu rahsia Tinggalkan malam layangan ilham Sampaikan salam siarra yang bungkam
Dapat ku membayangkan Dari senyum bibirmu itu Terlindung dari nyata Aku tahu semua Terucap kata-kata Bisikan seluhur hatimu Ku percaya jua sesucinya cintamu
Melewati hari-hari Aku rasa sunyi Kian lama meyendiri Jiwa yang tak terisi Merenung ke dalam diri Kurasa kekosongan Segala yang ku miliki Semakin jauh pergi
Dengarlah bisikan angin bayu Dengarklah bisikan ooo hatiku Bagaikan sebuah melodi cinta murni Semua adalah untukmu Walaupun dalam laut ku selami Walaupun tinggi gunungku daki Ku rela tempuhi rintangan yang ada Semua demi cinta suci Tanpa dirimu hidup tak bererti …
Selama ini ingin ku ngerti sendiri Entah apa saja yang ku mahukan Tiada petunjuk jalan Biarpun apa terjadi semua ku tempuhi Mahunya biarku merasa dari mula Biarkan semua cerita berlalu Secara tiba-tiba Inginku rasakan lagi semua kisah berlalu Tak mungkin
Resah yang telah melanda Terlalu lama Kabut dalam dada Getaran mula bergema Ku terpesona Bayangan mula menjelma Makin terang Gemilangnya rona Taringnya rentak berirama Teristimewa
Pertama kali bertentang mata Gambaran wajahmu tiada kulupa Bagai bidadari Kayangan Tiba-tiba kau menjelma Kedua kali kita bersua Gambaran asmara mengusik jiwa Bagai bidadari Ternyata akhirnya kita bersama